Di tengah krisis multidimensi di negara ini, kita disegarkan dengan berita kemenangan Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) sebagai juara dunia dalam International Physics Olympiad 2006 (IPhO 2006) ke-37 di Singapura pada 8-16 Juli 2006 dengan menyabet empat medali emas dan satu perak.
Tidak hanya itu, satu peserta dari Indonesia, yaitu Jonathan Pradana Mailoa, mendapatkan nilai tertinggi (absolute winner) dan meraih predikat eksperimen terbaik di antara seluruh peserta dari 84 negara. Kelima siswa Indonesia yang berangkat ke Olimpiade Fisika di Singapura itu semuanya mampu meraih medali yaitu emas oleh Jonathan Pradana (SMA Kristen 1 Penabur Jakarta), Pangus (SMA Kristen 3 Penabur Jakarta), Irwan Ade Putra (SMA Negeri 1 Pekanbaru) dan Andy Octavian (SMA Negeri 1 Pamekasan). Sementara medali perak disumbangkan oleh M Firmansyah Kasim (SMP Islam Athirah Makassar), yang bertanding melawan peserta dari tingkat SMA.
Prestasi ini adalah perolehan terbaik sejak pertama kali Indonesia mengikuti Olimpiade Fisika Internasional pada 1993. Selain memperoleh absolute winner, Indonesia telah melampaui prestasi tahun-tahun sebelumnya yang hanya meraih tiga medali emas.
Kemenangan itu memang sangat membanggakan. Selain karena anak-anak SMA itu ber-otak encer, ternyata ada kerja keras di balik itu semua. Yohanes Surya adalah pembimbing utama yang sudah mengabdi di TOFI selama belasan tahun. Mulai dari negara yang dianggap “terbelakang” secara intelektual, beliau berhasil membawa Indonesia dari tahun ke tahun makin meningkat prestasinya sampai tahun ini berhasil menjadi juara dunia. Yohanes Surya bahkan sudah mempunyai konsep untuk membuat pusat-pusat pelatihan guna menjamin prestasi yang berkesinambungan. Tidak berlebihan rasanya kalau mengatakan bahwa tim pembimbing TOFI termasuk yang terbaik di dunia.
Anak-anak TOFI dikarantina selama sembilan bulan sejak September 2005, dan digem-bleng belajar 16 jam sehari setiap hari. Ini belum termasuk persiapan mereka pada tahap-tahap sebelumnya. Dari sini saja sudah terlihat bahwa mereka memiliki etos kerja dan ketekunan yang luar biasa.
Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo menyatakan, pemerintah bangga dan menyambut gembira prestasi TOFI ini. “Tentunya kita semua sama-sama bangga akan prestasi ini. Pada kenyataannya, meski belum dibina secara maksimal pun, tim ini bisa menunjukkan keberhasilannya dengan amat baik. Kita harapkan keberhasilan ini bisa mendorong kesuksesan tim-tim olimpiade dari bidang-bidang studi yang lain,” ujar Bambang Sudibyo, Menteri yang dianggap kontoversial karena kebijakan Ujian Nasional-nya.
Kalau saja kita semua memiliki fokus, etos kerja, dan ketekunan seperti yang dimiliki TOFI, bolehlah kita yakin bangsa ini akan menjadi bangsa yang unggul di tingkat dunia.
Yudhit Ciphardian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar