Rabu, 22 Oktober 2008

Artikel Guru Jawa Pos

Memasuki hari ke-44, artikel guru yang masuk di Program Untukmu Guruku 2008
Jawa Pos mencapai 1400-an. Artikel guru ini dimulai pada 1 Januari sampai 29
Februari nanti. Setiap hari, ada dua artikel yang dimuat. Para penulisnya
adalah guru yang berasal dari hampir seluruh daerah di Jawa Timur. Mulai
Pacitan sampai Banyuwangi. Padahal, di antara sekian ribu artikel, hanya 120
tulisan yang dimuat. Meski demikian, tulisan yang termuat sampai saat ini cukup
merata. Ada guru TK, guru SLB, tutor sebuah lembaga pendidikan, guru
madrasah/pesantren, sampai guru SMK. Sebelum masuk ke meja redaktur artikel
guru, semua artikel lebih dulu diseleksi oleh tim dari Dinas P dan K Surabaya
serta Unesa.

Pengalaman unik saya alami ketika menghubungi salah seorang guru yang
artikelnya dimuat. Belum selesai saya menanyakan nomor rekeningnya, si ibu
tersebut sudah menjerit-jerit karena begitu senangnya. Ada pula seorang GTT
yang mengisahkan bahwa dia sangat terobsesi mengikuti artikel guru Jawa Pos
karena gajinya Rp 250 ribu per bulan tidak cukup untuk menutupi kebutuhannya.
Kemudian, seorang guru yang lulus sertifikasi kuota 2006 sangat bersemangat
sampai mengirim tujuh artikelnya meski tidak ada yang termuat. Bahkan, ada juga
dosen dari STIKIP PGRI Ngawi yang juga sastrawan dan alumnus Unesa ikut menulis
di program ini.

Meski animo guru di Jatim mengikuti program artikel guru ini cukup besar,
agaknya banyak guru yang belum bisa membedakan penulisan artikel dan karya
tulis ilmiah. Banyak pula tema yang melenceng jauh dari bidang studi yang dia
ajarkan. Padahal, beberapa poin tersebutlah yang perlu diperhatikan. Gaya
penulisan skripsi masih banyak diadopsi. Karena itu, dalam Semiloka Guru
tentang Penulisan Artikel beberapa waktu lalu di Kantor Telkom Divre V
Surabaya, para instruktur yang terdiri atas beberapa guru yang berpengalaman
menulis di media massa dan beberapa redaktur Jawa Pos memberikan tips tentang
penulisan artikel.

Harapan tentang guru ideal di Jawa Timur ke depan mungkin bukan sekadar wacana.
Sebab, selain Jawa Pos yang concern dengan para guru lewat Program Untukmu
Guruku, ada Klub Guru Jawa Timur. Komunitas ini bisa menjadi jembatan bagi para
guru, insan pendidikan, bahkan masyarakat yang peduli dengan pendidikan untuk
saling belajar, membagi informasi, dan pengalaman. Sehingga, dengan adanya
program untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas guru, diharapkan ikut
mengangkat kualitas pendidikan di negara kita. Mudah-mudahan para guru tidak
hanya terfokus pada sertifikasi demi mendapatkan tunjangan profesi. Namun,
tujuan peningkatan mutu pembelajaran bisa dicapai dengan mencetak generasi
penerus yang berkualitas. Semoga.

http://www.mail-archive.com/gudang-ilmu@yahoogroups.com/msg00098.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar